A. KONSEP DASAR
1.Pengertian
Anafilaktik adalah kumpulan gejala
yang ditimbulkan karena reaksi akut terhadap zat asing pada seseorang yang
sebelumnya telah mengalami sensitisasi ( segera / reaksi immunitas
hipersensitif tak langsung ).
2. Insiden kasus
Kurang lebih 1 dari 2700 kasus pasien rawat
inap yang mengalami anafilaktik karena obat dari golongan penyebab, penisilin
merupakan obat yang paling sering menyebabkan reaksi anafilaktik.
3. Etiologi
§ Karena obat-obatan terjadi reaksi histamine tak langsung yang berat
biasanya mengikuti suntikan obat, serum,media kontras foto rontgen.
§ Makanan tertentu, gigitan
serangga
§ Reaksi kadang dapat idiopatik /
manifestasi abnormalitas immunologis.
4. Patofisiologi
Bila
suatu alergen spesifik disuntikkan langsung kedalam sirkulasi darah maka
alergen dapat bereaksi pada tempat yang luas diseluruh tubuh dengan adanya
basofil dalam darah dan sel mast yang segera berlokasi diluar pembuluh darah
kecil , jika telah disensitisasi oleh perlekatan reagin Ig E menyebabkan
terjadi anafilaksis.
Histamin
yang dilepaskan dalam sirkulasi menimbulkan vasodilatasi perifer menyeluruh ,
peningkatan permebilitas kapiler menyebabkan terjadi kehilangan banyak plasma
dari sirkulasi maka dalam beberapa menit dapat meninggal akibat syok sirkulasi.
Histamin
yang dilepaskan akan menimbulkan vasodilatasi yang menginduksi timbulnya red
flare ( kemerahan ) dan peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga
terjadi pembengkakan pada area yang berbatas jelas ( disebut hives ) .
Urtikaria muncul akibat masuknya antigen kearea kulit yang spesifik dan
menimbulkan reaksi setempat.
Histamin
yang dilepaskan sebagai respon terhadap reaksi menyebabkan dilatasi pembuluh
darah setempat terjadi peningkatan tekanan kapiler dan peningkatan
permeabilitas kapiler menimbulkan kebocoran cairan yang cepat dalam hidug
menyebabkan dinding mukosa hidung bengkak dan bersekresi.
5. Gejala reaksi anafilaktik
§ Kardiovaskuler : takikardi, hipotensi,
renjatan, aritmia, palpitasi
§ Saluran nafas : rinitis, bersin, gatal
dihidung, spasme bronkus, suara serak, sesak, apnea.
§ Gastrointestinal : nausea, muntah, sakit
perut.
§ Kulit : pruritus, urtikaria, angioedema,
kulit pucat dan dingin
6. WOC
7. Pemeriksaan penunjang
Penunjang
diagnostik EKG untuk mengetahui gambaran jantung ( biasanya pada gambar EKG
gelombang T mendatar dan terbalik ), aritmia. Tidak ada pemeriksaan
laboratorium yang khas, diagnosa ditegakkan dengan adanya keluhan dan tanda
anafilaktik dengan riwayat sebelumnya memakai obat parenteral atau adanya gigitan
serangga.
8. Diagnosis banding
§ Dermatitis kontakta yang khas, reaksi
anafilaktoid
§ Lain-lain syok hipovolemik, syok septik /
kardiogenik, asma dan reaksi histeri
9. Penyulit :
Kematian akibat oedem laring,
gagal nafas, syok atau aritmia jantung dapat terjadi beberapa menit setelah
reaksi terjadi, tapi dapat juga terjadi dalam beberapa jam akibat syok yang
menetap.
10. Penatalaksanaan
Memerlukan tindakan cepat, diutamakan dengan
pemberian adrenalin sesegera mungkin
a. Penanganan utama
·
Hentikan
antigen penyebab, beri antihistamin
·
Baringkan
pasien dengan posisi tungkai / kaki lebih tinggi dari kepala
·
Pemberian
adrenalin 1:1000 ( 1mg / ml )
Ø Segera diberi im dosis 0,3-0,5 ml pada otot
deltoideus ( anak 0,01 mg/ kg BB ) dapat diulang tiap 5 menit
Ø Pemberian adrenalin iv bila tidak ada
respon pemberian dengan im atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok dosis 0,5
ml. Adrenalin 1:1000 diencerkandalam 10 ml larutan gara fisiologis dan diberi
selama 10 menit
·
Pasang
infus untuk mengatasi hipovolemia dan tanda kolaps vaskuler
·
Bebaskan
jalan nafas kalau perlu pasang intubasi endotrakeal
·
Pemberian
oksigen 5-10 lt/mt , bila perlu bantuan pernafasan
b. Pengobatan tambahan
· Antihistamin : dipenhidramin iv 50 mg
pelan ( 5-10 menit ) diulang tiap 6 jam selama 48 jam
· Kortikosteroid : untuk mencegah reaksi
berulang seperti hidrokortison
c. Tindakan dan pengobatan simptomatis
· Apabila terjadi bronkospasme yang menetap
atau tidak mempan dengan adrenalin maka diberikan aminopillin 1v 4-7 mg/kg BB
selama 10-20 menit , bronkodilator aerosol.
· Apabila tekanan darah tidak naik dengan
pemberian cairan maka dapat diberikan dopamin 0.3-1.2 mg/ kg BB / jam dalam
larutan infus Dextrose 5%
· Apabila ada obstruksi saluran nafas atas
karena oedema maka dilakukan intubasi dan trakeostomi.
B. KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SYOK ANAFILAKTIK
- Pengkajian
No
|
Data subyektif
|
Data obyektif
|
Masalah
|
1
|
Sesak napas
|
Takikardia, kulit pucat, hipotensi
renjatan, ada spasme bronkus
|
Kerusakan pertukaran gas
|
2
|
Palpitasi
|
Kulit pucat, akral dingin, hipotensi, angioedema, aritmia gambaran EKG
gelombang T mendatar dan terbalik
|
Perfusi jaringan, perubahan perifer
|
3
|
Sesak napas
|
Napas dengan bibir, ada rinitis/ mukosa hidung bengkak
|
Pola napas tidak efektif
|
4
|
Mual
|
Muntah-muntah
|
Perubahan kenyamanan (mual dan muntah)
|
5
|
Pruritus/ gatal
|
Ada hives berbatas jelas
|
Perubahan kenyamanan (pruritus)
|
6
|
|
Oedema laring
|
Resiko terhadap penghentian pernapasan
|
7
|
Sakit perut
|
Tampak meringis sambil memegang perut
|
Nyeri akut
|
8
|
Bengkak dan gatal pada kulit dan hidung
|
Ada hives, urtikaria, hidung berair
|
Gangguan integritas kulit
|
- Diagnosa
Keperawatan yang muncul berdasarkan prioritas
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi
ventilasi ditandai dengan sesak
napas,takikardia, kulit pucat, hipotensi
renjatan, dan ada spasme bronkus.
b. Perfusi jaringan,
perubahan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah sekunder terhadap gangguan vaskuler
akibat reaksi anafilaktik ditandai dengan ada palpitasi, kulit pucat, akral
dingin, hipotensi, angioedema, aritmia, gambaran EKG gelombang T mendatar dan
terbalik.
c. Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan pembengkakan dinding mukosa hidung ditandai dengan sesak
napas, napas dengan bibir, ada rinitis
d. Nyeri akut berhubungan
dengan iritasi gastrik ditandai dengan sakit perut, tampak meringis sambil
memegang perut.
e. Resiko terhadap
penghentian pernapasan, dengan faktor resiko terjadi oedema laring.
f. Perubahan kenyamanan
berhubungan dengan hipermotilitas saluran cerna akibat iritasi gastrik ditandai
dengan mual dan muntah.
g. Perubahan kenyamanan
berhubungan dengan reaksi anfilaktik ditandai dengan pruritus/ gatal, ada hives
berbatas jelas.
h. Gangguan integritas
kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi ditandai dengan bengkak dan gatal pada kulit dan
hidung, ada hives, urtikaria, dan hidung berair.
- Rencana
tindakan
No
|
Hari/tgl/ jam
|
Diagnosa
keperawatan
|
Rencana
tujuan
|
Rencana
tindakan
|
Rasionalisasi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
|
DX : 1
|
Setelah
diberikan askep selama 2X24 jam diharapkan masalah pertukaran gas tertangani
dengan kriteria sesak(-), ventilasi adekuat, tidak ada gejala distres
pernapasan.
|
Kaji
frekwensi, kedalaman dan kemudahan bernapas
Pertahankan
kepatenan jalan napas dengan memberi posisi, penghisapan, dan penggunaan alat
Kaji tingkat
kesadaran/ perubahan mental.
Kolaborasi
berikan terapi oksigen dengan benar sesuai kondisi klien.
Kolaborasi
berikan obat kortikosteroid.
|
Peningkatan
upaya pernapasan dapat menunjukkan derajat hipoksemia dan berguna dalam
evaluasi derajat distres pernapasan.
Karena
obstruksi jalan napas dapat mempengaruhi ventilasi dan mengganggu pertukaran
gas.
Sebab
hipoksemia sistemik dapat ditunjukkan pertama kali oleh gelisah dan peka
rangsang kemudian oleh penurunan mental progresif.
Tujuan
terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 diatas 60 mm Hg, oksigen diberikan
dengan metode pengiriman yang tepat sesuai toleransi klien.
Digunakan
untuk mencegah reaksi alergi/ menghambat pengeluaran histamin, menurunkan
berat dan spasme jalan napas, inflamasi pernapasan dan dispnea.
|
2
|
|
DX :2
|
Setelah
diberikan askep selama 2X24 jam diharapkan perfusi jaringan adekuat ditandai
dengan kulit tidak pucat, akral hangat, tensi normal
|
Observasi
suhu dan warna kulit/ membran mukosa.
Pertahankan
suhu lingkungan dan kehangatan tubuh.
Pantau tanda
vital,palpasi denyut nadi perifer, catat suhu / warna kulit dan pengisian
kapiler.
Beri posisi
dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
|
Kulit pucat/
sianosis, kuku,membran bibir/ lidah ; atau dingin kulit burik menunjukkan
vasokontriksi perifer (syok) dan / gangguan aliran darah sistemik.
Mencegah
vasokontriksi, membantu dalam mempertahankan sirkulasi dan perfusi
Merupakan
indikator dari volume sirkulasi .dan fungsi organ/ perfusi jaringan yang
adekuat.
Untuk
menurunkan pembengkakan jaringan dan pengosongan cepat vena superfisial dan
tibial, meningkatkan aliran balik vena.
|
3
|
|
DX :3
|
Setelah diberikan askep selama
2X24 jam diharapkan pola napas efektif ditandai dengan sesak napas(-), napas
melalui hidung.
|
Evaluasi frekwensi napas dan kedalaman, catat upaya pernapasan.
Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan.
Kolaborasi berikan oksigen sesuai indikasi.
Berikan obat brokodilator seperti B agonis : epineprin (adrenalin),
aminofilin.
|
Kecepatan napas biasanya meningkat, kedalaman pernapasan tergantung
derajat gagal napas.
Menunjukkan adanya gangguan proses difusi gas dan gangguan akan mengarah
pada komplikasi pernapasan.
Memaksimalkan bernapas dan membantu memenuhi kebutuhan.
Untuk merilekskan otot halus dan menurunkan spasme jalan napas, mengi dan
menguramgi produksi mukosa.
|
4
|
|
DX : 4
|
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 1X24 jam diharapkan klien
memperlihatkan berkurangnya rasa nyeri.
|
Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
Berikan susu biasa dan norit.
Kolaborasi berikan antasida.
|
Penting untuk mengevaluasi tingkat iritasi pada gastrik.
Untuk menurunkan sekresi gaster dan menyerap racun.
Untuk menurunkan sekresi gaster dengan absorpsi/ menetralisir kimia.
|
5
|
|
DX : 5
|
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 3X24 jam diharapkan masalah
penghentian pernapasan tidak terjadi.
|
Observasi terjadinya penyimpangan kondisi seperti (peningkatan
pernapasan, kesulitan bernapas).
Awasi dengan ketat setiap perubahan kondisi klien.
Siapkan untuk pemindahan ke unit perawatan kritis bila diindikasikan.
|
Pemahaman tentang masalah pernapasan penting untuk perawatan pasien
seperti kebutuhan ventilasi dan tipe paling tepat dukungan ventilator.
Sehingga dapat diambil tindakan yang cepat dan tepat apabila terjadi
sesuatu yang mengancam.
|
6
|
|
DX : 6
|
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 1X24 jam diharapkan klien
menunjukkan berkurangnya rasa
ketidaknyamanan dengan kriteria mual dan muntah menurun
|
Kaji episode mual dan muntah (lama, frekwensinya).
Kurangi rangsangan pusat muntah.
Kolaborasi berikan obat sesuai indikasi : ranitidin.
|
Penting untuk mengidentifikasi dan menentukan derajat kemampuan
pencernaan.
Untuk mengurangi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan mual dan muntah.
Penghambat histamin H2 menurunkan produksi asam gaster.
|
7
|
|
DX : 7
|
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 1X24 jam diharapkan klien
menunjukkan rasa kenyamanan dengan kriteria pruritus/ gatal berkurang.
|
Kaji faktor penyebab dan penunjang.
Anjurkan untuk tidak menggaruk- garuk kulit.
Cegah panas yang berlebih dengan menggunakan suhu ruangan yang dingin dan
cegah penggunaan pakaian yang berlapis.
Kolaborasi berikan obat antihistamin sesuai indikasi.
|
Untuk mengetahui hipersensitivitas terhadap obat, makanan / gigitan
serangga.
Untuk mencegah kerusakan/ iritasi kulit lebih lanjut
Untuk menghindari/ mengurangi pengeluaran keringat yang dapat mengiritasi
dan menambah rasa gatal.
Untuk menghilangkan rasa gatal.
|
8
|
|
DX : 8
|
Setelah diberikan tindakan perawatan selama 2X24 jam diharapkan
integritas kulit dapat dipertahankan dengan kriteria urtikaria (-), hives
(-).
|
Identifikasi faktor penyebab
Kaji integritas kulit (gangguan warna, hangat lokal, eritema).
Pertahankan linen kering, bebas keriput.
Gunakan krim kulit/ zalf sesuai indikasi.
|
Sehingga dapat ditentukan intervensi selanjutnya.
Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi. Jaringan dapat menjadi
rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
Untuk menurunkan iritasi dan resiko kerusakan kulit lebih lanjut.
Untuk melicinkan kulit dan menurunkan rasa gatal.
|
- Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Klien menunjukkan ventilasi adekuat dan
adanya perbaikan, tidak ada gejala distres pernapasan.
2. Perfusi jaringan adekuat (kulit tidak
pucat, akral hangat).
3. Klien menunjukkan pola napas efektif
dengan frekwensi dan kedalaman dalam rentang normal.
4. Klien memperlihatkan berkurangnya rasa
nyeri dan ketidaknyamanan.
5. Masalah terhadap penghentian pernapasan
tidak terjadi.
6. Klien melaporkan adanya mual dan muntah
yang menurun.
7. Klien mengungkapkan penurunan terjadinya
pruritus.
8. Integritas kulit dapat dipertahankan,
tidak terjadi kerusakan/ iritasi kulit lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar