Konsep Dasar Teori
A.
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat
terjadi dehidrasi. (Standar Pelayanan Medic Obstetric & Ginekologi)
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi
(Mochtar,1998)
Hiperemesis gravidarum adalah mual –
muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan
bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan
sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk.(Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang
sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)
B.
Etiologi
Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secara pasti belum diketahui. Menurut (Chin
dkk,1990; Goodwin mentero, Mostman, 19920) Mengemukakan Hiperemesis Gravidarum
dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi dan hipertiroidisme, yang
mungkin disebabkan peningkatan kadar gonadotropin korionik manusia. Beberapa
faktor predisposisi sebagai berikut :
1.
Primigravida,
mola hidotidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
2.
Faktor
organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik
3.
Faktor
psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab
4.
Faktor
Endokrin : Hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.
Mual muntah disebabkan oleh masuknya bagian vilus ke dalam peredaran
darah ibu, perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex ginjal suprarenalis,
perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.
C.
Epidemiologi
Mual dan muntah terjadi dalam 50-90%
kehamilan. Gejalanya biasanya dimulai pada gestasi minggu 9-10, memuncak pada
minggu 11-13, dan berakhir pada minggu 12-14. Pada 1-10% kehamilan, gejala
dapat berlanjut melewati 20-22 minggu. Hiperemesis berat yang harus dirawat
inap terjadi dalam 0,3-2% kehamilan.
Di masa kini, hiperemesis gravidarum
jarang sekali menyebabkan kematian, tapi masih berhubungan dengan morbilitas
yang signifikan.
1. Mual
dan muntah mengganggu pekerjaan hampir 50% wanita hamil yang bekerja
2. Hiperemesis
yang berat dapat menyebabkan depresi. Sekitar seperempat pasien hiperemesis
gravidarum membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih dari sekali
3. Wanita
dengan hiperemesis gravidarum dengan kenaikan berat badan dalam kehamilan yang
rendah (7 kg) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan neonatus
dengan berat badan lahir rendah, kecil untuk masa kehamilan, prematur, dan
nilai Apgar 5 menit kurang dari score 7.
D.
Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian
pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik
yang toksik. Kekurangan kalium (K) sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,
dapat merusak hati.
E.
Manifestasi
Klinis
Secara
umum tanda dan gejala pada Hiperemesis Gravidarum adalah :
1. Muntah
yang hebat
2. Haus
3. Dehidrasi
4. BB
menurun (>1/10 normal)
5. Keadaan
umum menurun
6. Peningkatan
suhu tubuh
7. Ikterik
8. Gangguan
kesadaran,delirium
9. Lab
: proteinurine, ketonuria, urobilinogen, biasanya terjadi pada minggu ke 6-12.
Hiperemesis Gravidarum memiliki
grade/tingkat penyakit tersebut keparahan/kegawatan, ada tiga tingkatan yaitu :
1. Tingkat
I (ringan) : mual muntah terus
menerus, lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di
epigastrium, nadi 100 x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang baik,
lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat
II (sedang) : mual dan muntah yang
hebat , menyebabkan keadaan umum lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai
jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik
(dehidrasi), icterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi dan dapat pula napas berbau aseton.
3. Tingkat
III (berat) : keadaan umum jelek,
kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat,
dehidrasi berat, suhu badan naik, dan tensi sangat turun, ikterus dan dapat
berakibat fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental.
F.
Pemeriksaan
Penunjang
1. USG
(dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
2. Urinalisis
: kultur, mendeteksi bakteri, BUN
3. Pemeriksaan
fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
G.
Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah
makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu
bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin. Berikut penatalaksanan medis dan keperawatan Hiperemesis
Gravidarum :
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering
digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6
Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride
atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2. Isolasi
Penderita
diberikan waktu sendiri dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24-28 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi
Psikologik
Perlu
diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan
Parenteral
Berikan
cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila
perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan
vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara
intra vena.
5. Penghentian
Kehamilan
Pada
sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,
oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet
Hiperemesis I diberikan pada Hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1 -- 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat -
zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet
Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A
dan D.
c. Diet
hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
7. Prognosis
Dengan
penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang
berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction Publishing.
Padjajaran, FK. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :Elstan offset.
Susan M. Weiner. 1989. Clinical Manual of Maternity and Gynecologic
Nursing.
St. Carolus Komisi Keperawatan. 2000. Standar Asuhan Keperawatan
Hyperemesis Gravidarum. Jakarta : Komisi Keperawatan St. Carolus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar